http://muscom.iluvislam.com/
**************************************************************************************
Al-’Ash bin Rabi’, suami Zainab binti Muhammad saw, lari ke
**************************************************************************************
Thufail bin Umar Ad-Dausi, ketika relah memeluk Islam, istrinya pun datang menghampiri. Namun ia melarangnya seraya berkata, “Engkau telah menjadi haram bagiku!” “Mengapa?”, tanya istrinya heran. “Aku telah memeluk Islam”, jawabnya. Maka sang istri pun berkata, “Aku telah menjadi bagian dari dirimu dan engkau telah menjadi bagian dari diriku. Agamamu adalah agamaku, maka aku pun memeluk Islam.” Itulah pernyataan keislaman secara sadar dan murni karena dorongan cinta.
**************************************************************************************
Nak lagi kisah hebatnya gelora percintaan? A’tikah dan Abdullah b Abu Bakr. Keduanya telah bernikah namun akhirnya diminta oleh Abu Bakr supaya anaknya menceraikan A’tikah, kerena satu peristiwa yang sememangnya berpunca dari keasyikan Abdullah bersama A’tikah. Subhanallah taatnya Abdullah, dia tetap melaksanakannya. Namun kerinduan mereka berdua tidak dapat dibendung. Maka setiap kali Abu Bakar berjalan untuk solat, Abdullah akan tunggu di tepi jalan yang dilalui ayahnya sambil bersyair dengan nada sangat-sangat sedih dan mendayu-dayu. Akhirnya luluh juga hati Abu Bakr melihatkan keadaan anaknya lalu dibenarkan untuk rujuk semula dengan syarat harus maju untuk berjuang fi sabilillah. Dan setelah rujuk, Abdullah benar-benar menepati janjinya maka tercatatlah Abdullah sebagai syuhada’ di
**************************************************************************************
Citer terakhir yg paling menarik perhatian ana..
Salman al-Farisi r.a berkata bahawa suatu ketika Fatimah r.aha mengunjungi Rasulullah saw. Ketika ia memandang ayahnya, tiba-tiba ia menangis. Rasulullah saw bertanya,”Apa yang menimpamu wahai puteriku?” Fatimah r.aha menjawab, “Semalam aku dan suamiku (Ali r.a) bergurau senda sehingga menimbulkan ucapan yang mengakibatkan dia memarahiku. Aku sangat menyesal dan sedih.
Aku berkata: “Wahai kekasih dan sayangku, maafkanlah kesalahanku padamu. Hal ini telah ku lakukan sambil mengelilinginya sebanyak 70 kali. Hingga akhirnya, dia memaafkan dan tersenyum kepadaku. Namun aku masih tetap takut kepada Tuhanku.”
Nabi saw bersabda,
“Wahai puteriku, demi Allah yang telah mengutusku dengan hak, seandainya engkau meninggal dunia sebelum suami mu memaafkanmu, maka aku tidak akan menyembahayangkan jenazahmu. Wahai puteriku, keredhaan suami adalah keredhaan Allah, dan kemarahannya adalah kemarahan Allah.
Walaupun seorang isteri tekun beribadah seperti Maryam binti Imram, tetapi jika suaminya tidak redha kepadanya, maka Allah tidak akan menerima amal ibadahnya. Amal ibadah yang terbaik bagi seorang isteri adalah kesetiaan kepada suami, dan bercumbu rayu dengannya.”
*************************************************************************************
Bila kita cinta Allah, maka Allah pun akan mencintai kita dan melimpahkan rahmat serta ridha-Nya. Bila kita cinta Rasulullah saw tentu kita berharap mendapatkan syafa’atnya di hari Kiamat.
wallahu’alam..
No comments:
Post a Comment